
BANGKA BELITUNG, INLENS.id – Dalam Islam, sholat dianggap sebagai tiang agama. Oleh karena itu, umat Islam di seluruh dunia dianjurkan untuk mendirikan sholat. Saat sholat, setelah membaca surat Al Fatihah diharuskan untuk membaca surat pendek Al-Quran.
Selain sholat wajib, surat pendek juga dibaca dalam sholat sunnah, seperti tarawih dan witir di bulan Ramadhan. Surat-surat pendek ini bisa diajarkan kepada anak kecil yang baru belajar sholat.
Memang, tidak ada ketentuan khusus harus membaca surat yang mana saat sholat. Namun surat pendek ini bisa menjadi pilihan agar anak-anak lebih mudah untuk belajar dan mengingatnya.
Agar tidak mengulang surat yang sama, ada baiknya seorang muslim menghafalkan surat-surat pendek Al-Quran. Seperti diketahui, ada sejumlah surat pendek yang terdapat dalam Al-Quran juz 30.
Surat Pendek Al-Quran Mudah Dihafal
1. Surat An-Nas (6 Ayat)
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ – ١
Qul a’ụżu birabbin-nās
“Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhannya manusia,”
مَلِكِ النَّاسِۙ – ٢
Malikin-nās
“Raja manusia,”
اِلٰهِ النَّاسِۙ – ٣
Ilāhin-nās
“Sembahan manusia,”
مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ – ٤
Min syarril-waswāsil-khannās
“Dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi,”
الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ – ٥
Allażī yuwaswisu fī ṣudụrin-nās
“Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,”
مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ ࣖ – ٦
Minal-jinnati wan-nās
“Dari (golongan) jin dan manusia.”
2. Surat Al-Falaq (5 Ayat)
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ – ١
Qul a’ụżu birabbil-falaq
“Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar),”
مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ – ٢
Min syarri mā khalaq
“Dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan,”
وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ – ٣
Wa min syarri gāsiqin iżā waqab
“Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,”
وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ – ٤
Wa min syarrin-naffāṡāti fil-‘uqad
“Dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya),”
وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ – ٥
Wa min syarri ḥāsidin iżā ḥasad
“Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.”
3. Surat Al-Ikhlas (3 Ayat)
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – ١
Qul huwallāhu aḥad
“Katakanlah (Muhammad), ‘Dialah Allah, Yang Maha Esa’.”
اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – ٢
Allāhuṣ-ṣamad
“Allah tempat meminta segala sesuatu.”
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – ٣
Lam yalid wa lam yụlad
“(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.”
وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ – ٤
Wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad
“Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”
4. Surat Al-Lahab (5 Ayat)
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ – ١
Tabbat yadā abī lahabiw wa tabb
“Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia!”
مَا أَغْنَىٰ عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ – ٢
Mā agnā ‘an-hu māluhụ wa mā kasab
“Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan.”
سَيَصْلَىٰ نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ – ٣
Sayaṣlā nāran żāta lahab
“Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka).”
وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ – ٤
Wamra`atuh, ḥammālatal-ḥaṭab
“Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah).”
فِيْ جِيْدِهَا حَبْلٌ مِّنْ مَّسَدٍ – ٥
Fī jīdihā ḥablum mim masad
“Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal.”
5. Surat An-Nasr (3 Ayat)
اِذَا جَاۤءَ نَصْرُ اللّٰهِ وَالْفَتْحُۙ – ١
Iżā jā`a naṣrullāhi wal-fat-ḥ
“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan.”
وَرَاَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُوْنَ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اَفْوَاجًاۙ – ٢
Wa ra`aitan-nāsa yadkhulụna fī dīnillāhi afwājā
“Dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah,”
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُۗ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًا ࣖ – ٣
Fa sabbiḥ biḥamdi rabbika wastagfir-h, innahụ kāna tawwābā
“Bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Penerima tobat.”