ArtikelOpini

Implementasi Sekolah Dalam Penanaman Karakter dan Nilai : Modal, Habitus, Arena Pierre Bourdieu

Oleh : Deby Afriyani, Dessy Kurnia.S, Gina Veranty, Meme Sintia, Riyadus Soleha Mahasiswa Universitas Bangka Belitung

OPINI, INLENS.id – Pendidikan karakter menjadi pondasi penting dalam membentuk individu yang bermoral, bertanggung jawab, dan berintegritas di tengah perubahan sosial modern. Sekolah berperan strategis sebagai ruang sosial tempat nilai, norma, dan perilaku siswa terbentuk secara sadar melalui interaksi sehari-hari.

Untuk memahami proses ini secara mendalam, teori habitus dan arena Pierre Bourdieu memberi kerangka analisis yang kuat. Habitus menjelaskan bagaimana pengalaman sosial membentuk cara berpikir dan bertindak seseorang dalam lingkungan tertentu. Sekolah menjadi arena di mana habitus siswa terbentuk melalui praktik, pembiasaan, dan hubungan sosial yang berulang.

Sekolah Alam Pangkalpinang: Menanamkan Karakter Melalui Alam

Sekolah Alam Pangkalpinang mempraktikkan pendidikan karakter dengan menjadikan alam sebagai media utama pembelajaran. Setiap kegiatan di sekolah ini mengintegrasikan nilai sosial, lingkungan, dan spiritual ke dalam kurikulum harian. Melalui pembelajaran berbasis alam terbuka, siswa belajar tentang kejujuran, tanggung jawab, dan kepedulian terhadap lingkungan secara alami dan kontekstual.

Pendekatan ini sejalan dengan konsep habitus Bourdieu, di mana pengalaman sosial membentuk nilai dan kebiasaan yang melekat kuat dalam diri individu. Sekolah Alam membangun habitus positif melalui kegiatan rutin seperti salat duha, membaca iqra, tahfidz, dan kegiatan wirausaha sederhana. Setiap aktivitas tidak hanya menambah pengetahuan akademik, tetapi juga menanamkan nilai moral dan sosial yang berkelanjutan.

Baca juga  PT Timah Tbk Dukung Praktikum Ekosistem Pesisir Mahasiswa UMM Babel di Pulau Kelapan

Kurikulum Sekolah Alam berlandaskan empat pilar utama: akhlakul karimah, logika ilmiah, kepemimpinan, dan kewirausahaan. Keempat pilar ini berfungsi sebagai modal budaya dan sosial yang menumbuhkan kemandirian serta tanggung jawab siswa terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.

SD Negeri 44 Pangkalpinang: Membangun Nilai Melalui Budaya Lokal

Berbeda dengan Sekolah Alam, SD Negeri 44 Pangkalpinang menerapkan pendidikan karakter melalui pendekatan formal yang berpadu dengan budaya lokal. Sekolah ini menanamkan nilai moral melalui kegiatan rutin seperti literasi pagi, membaca doa sebelum belajar, dan senam bersama.

Guru berperan aktif sebagai teladan dalam menanamkan karakter melalui pembiasaan dan interaksi sosial. Lingkungan sekolah yang ramah dan inklusif menjadi arena sosial tempat siswa membangun moralitas melalui pengalaman nyata. Pembiasaan tersebut membentuk habitus positif yang tercermin dalam sikap sopan, disiplin, dan tanggung jawab siswa.

Program “P5” (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) menjadi salah satu modal budaya sekolah ini. Kegiatan seperti pembuatan kompos atau kebun sekolah menumbuhkan kesadaran ekologis dan rasa tanggung jawab sosial. Sekolah juga menerapkan nilai 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun) sebagai bentuk nyata pembiasaan karakter dalam kehidupan sehari-hari.

1 2Laman berikutnya

Related Articles