ArtikelOpini

Fungsi Manifest dan Laten Tradisi Taber Laut dalam Perspektif Fungsionalisme Struktural Robert K. Merton.

Oleh: Anggie Tri Syafitri, Subri Rahmadani, Vebriansyah Pratama Putra, Charlie, Milia Rani (Mahasiswa Universitas Bangka Belitung)

PANGKALPINANG, INLENS.id – Taber Laut merupakan salah satu tradisi tahunan masyarakat Desa Batu Beriga, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Pada umumnya berlangsung antara bulan Maret hingga Juni. Tradisi ini dilaksanakan sebagai ungkapan syukur atas anugerah hasil laut yang melimpah.

Taber Laut yang selama ini dipraktikkan oleh masyarakat Desa Batu Beriga sering kali dipahami sebagai wujud ritual syukur dan penghormatan terhadap leluhur, khususnya laut yang menjadi sumber kehidupan mereka.

Namun, dikaji secara sosiologis, melalui teori fungsional struktural Robert K Merton, tradisi dipahami sebagai mekanisme sosial yang memiliki fungsi manifest sekaligus fungsi latent bagi masyarakat.

Menurut perspektif teori Robert K. Merton, fungsi dapat dipahami sebagai konsekuensi positif yang hadir di dalam masyarakat atau muncul dari suatu komponen – komponen sosial.

Baca juga  Serukan #IndonesiaGelap Hingga Trending di X, Hari Ini BEM UI Gelar Demo

Artinya, fungsi ini selalu bernilai positif dan apabila tidak memberikan dampak positif, maka ia akan hilang dengan sendirinya.

Fungsi manifest dari tradisi Taber Laut tampak jelas dalam ritual doa bersama sebagai wujud syukur kepada Tuhan atas hasil laut yang melimpah serta sebagai simbol permohonan keselamatan bagi para nelayan.

Sementara itu, fungsi laten juga muncul sebagai bagian agar terciptanya keteraturan sosial melalui kepatuhan kolektif terhadap aturan adat.

Dengan adanya pembatasan aktivitas melaut setelah diadakannya Taber Laut, masyarakat secara sadar mengurangi eksploitasi sumber daya laut demi keberlanjutan ekosistem.

1 2Laman berikutnya

Related Articles