
Taber Laut juga berperan sebagai katup penyelamat (safety valve) dalam kehidupan sosial. Tradisi ini membuka ruang dialog, musyawarah, dan rekonsiliasi.
Ketika masyarakat berkumpul dalam ritual bersama, terjadi interaksi yang memungkinkan penyelesaian konflik atau ketegangan yang mungkin timbul sebelumnya.
Dengan kata lain, Taber Laut tidak hanya menumbuhkan solidaritas, tetapi juga menyediakan saluran kultural untuk meredam potensi konflik.
Dengan demikian, taber Laut berfungsi lebih luas, yakni sebagai regulasi sosial yang mengatur perilaku masyarakat dan sebagai katup penyelamat dalam mengelola konflik pemanfaatan sumber daya alam.