BeritaPangkalpinang

Masyarakat Keluhkan Pungli dan Biaya Parkir Mahal Saat Beach Sand Race di Pantai Pasir Padi

PANGKALPINANG.INLENS.Id – Event Beach Sand Race yang digelar oleh Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bangka Belitung di Pantai Pasir Padi, Pangkalpinang, Senin (07/04/2025), menuai banyak keluhan dari masyarakat. Bukannya membawa kesan positif, kegiatan ini justru diwarnai dengan mahalnya biaya masuk dan dugaan pungutan liar (pungli) yang membuat pengunjung merasa dirugikan.

Pantai Pasir Padi yang selama ini menjadi ikon wisata Pangkalpinang, ramai dikunjungi masyarakat baik dari dalam maupun luar daerah. Namun, euforia pengunjung mendadak berubah menjadi kekecewaan setelah mereka harus merogoh kocek dalam-dalam untuk bisa masuk dan menikmati acara.

Sejumlah warga mengeluhkan bahwa mereka dikenakan biaya masuk hingga tiga kali. Pertama, biaya masuk kendaraan yang ditarik oleh petugas dari Dinas Pariwisata, berkisar antara Rp2.000 hingga Rp4.000 tergantung jenis kendaraan. Kedua, pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp50.000 per orang untuk memasuki area pantai karena alasan adanya event. Dan yang ketiga, biaya parkir sebesar Rp20.000 per kendaraan yang tidak disertai tiket resmi atau karcis.

“Sangat tidak masuk akal. Baru masuk diminta Rp4.000, lalu Rp50.000 per orang karena alasan ada event. Sampai pantai, diminta lagi Rp20.000 untuk parkir. Ini bukan menarik wisatawan, tapi seperti ajang pungli,” ujar salah satu warga, AN.

Baca juga  5 Rekomendasi Warung Lempah Kuning di Kota Pangkalpinang, Ikan Besar dan Bumbu Meresap

AN menilai bahwa pengelolaan acara dan kawasan wisata belum tertata dengan baik. Terlebih lagi, tidak semua orang yang datang bermaksud menonton perlombaan. Ada juga masyarakat dari luar Bangka Belitung yang hanya ingin menikmati suasana pantai atau berkunjung ke kawasan Pasir Padi Bay.

“Mohon kepada panitia dan Dinas Pariwisata Kota Pangkalpinang agar lebih bijak dalam mengelola acara seperti ini. Tidak semua pengunjung datang untuk menonton balapan. Ada yang hanya ingin rekreasi atau mengunjungi tempat wisata,” tambahnya.

Masyarakat berharap adanya transparansi dalam penarikan biaya serta pengawasan ketat dari pihak berwenang agar kegiatan wisata tidak disalahgunakan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak panitia maupun Dinas Pariwisata Kota Pangkalpinang terkait keluhan yang disampaikan oleh masyarakat.

Related Articles