BeritaPangkalpinang

Dinilai Merugikan Pembalap, IMI Bangka Belitung Diminta Berbenah

PANGKALPINANG, INLENS.id – Event Pangkalpinang Beach Sand Race Kejurda IMI Bangka Belitung yang digelar pada Minggu (6/4/2025) menuai banyak kekecewaan dari peserta. Sejumlah pembalap dan tim mengungkapkan keluhan terhadap penyelenggaraan kegiatan yang dinilai tidak profesional dan merugikan pihak peserta.

Event tahunan yang seharusnya menjadi ajang unjuk kemampuan para pembalap justru diwarnai keputusan kontroversial panitia. Banyak pembalap merasa dirugikan oleh kebijakan baru yang dinilai tidak sesuai dengan standar penyelenggaraan sebelumnya.

Salah satu keluhan utama datang dari kebijakan panitia yang mewajibkan pembalap, mekanik, dan tim untuk membayar tiket masuk dan biaya parkir, bahkan hanya diberikan satu ID card akses ke area sirkuit. Hal ini dianggap tidak masuk akal, mengingat para peserta datang untuk bertanding dan menghibur masyarakat Bangka Belitung.

“Baru di tahun 2025 ini kami diminta bayar masuk dan parkir kendaraan. Kami datang ke sini sebagai peserta, bukan penonton. Ini sungguh mengecewakan,” ungkap salah satu pembalap senior berinisial P.

Tidak hanya itu, hadiah bagi para pemenang pun menjadi sorotan. Jika sebelumnya pemenang mendapatkan trofi berkualitas dan uang pembinaan yang layak, tahun ini mereka hanya menerima piala akrilik dan sejumlah uang pembinaan yang dianggap tidak sebanding dengan biaya pendaftaran.

Baca juga  Pelantikan Pengurus PMI Kota Pangkalpinang 2024-2029, Harapan Baru untuk Kemanusiaan

“Biaya pendaftaran saja bisa mencapai 500 hingga 750 ribu rupiah, tapi kami hanya mendapatkan piala akrilik. Ini tidak adil dan merusak semangat kami untuk bertanding,” ujar salah satu pembalap dari luar daerah.

Kekecewaan juga datang dari kelas Lenka U8 Tahun. Pada event kali ini, peserta dikenakan biaya pendaftaran sebesar Rp250 ribu. Padahal, dalam penyelenggaraan sebelumnya, kelas anak-anak ini selalu digratiskan sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan minat otomotif sejak dini.

“Biasanya gratis untuk anak-anak, sekarang malah dipungut biaya. Bahkan ada teman saya yang sampai gadai motor demi anaknya bisa ikut. Ini sungguh memprihatinkan,” tambah pembalap lainnya.

Melihat banyaknya keluhan dari peserta, masyarakat dan pelaku otomotif Bangka Belitung berharap IMI (Ikatan Motor Indonesia) Provinsi Babel segera melakukan evaluasi menyeluruh. Mereka meminta agar ke depan, penyelenggaraan event otomotif lebih mengutamakan profesionalitas, transparansi, serta semangat pembinaan atlet daerah, bukan hanya mengejar keuntungan semata.

Related Articles